MAKALAH
POLA
PIKIR DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN
1.
Pola Pikir Manusia
a. Pengertian pola pikir manusia (Mindset)
Manusia
merupakan makhluk sosial karena selalu membutuhkan makhluk lain dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. selain itu manusia merupakan makhluk yang diciptakan dengan
dianugerahi cipta, rasa dan karsa, yang mana ketiganya merupakan hal yang
penting dalam kehidupan manusia. Cipta dapat diartikan sebagai sebuah proses
pengupayaan untuk mewujudkan sesuatu yang belum ada menjadi nyata. Rasa
merupakan hasil atau tanggapan dari sistem sensorik yang dapat merasakan sebuah
kondisi kondisi tertentu baik secara fisik maupun non-fisik, sedangkan karsa
merupakan kehendak yang ada pada diri manusia, juga merupakan sebuah kekuatan
tersendiri yang ada dalam diri manusia untuk membedakan dirinya dengan makhluk
yang lain[1],
Ketiganya inilah yang dapat membentuk suatu pola pikir. Jadi , pola
pikir atau mindset adalah
keseluruhan atau kesatuan dari yakinan yang kita miliki. Nilai-nilai yang kita
anut, kreteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, dan pendapat yang kita
keluarkan dalam memandang diri kita sendiri, orang lain, atau kehidupan ini.[2]
b. Faktor yang mempengaruhi pekembangan pola
pikir manusia
Pola pikir manusia akan selalu
berkembang , hal ini disebabkan oleh adanya rangsangan ataupun stimulus yang
merangsang adanya perkembangan pola pikir tersebut. Faktor yang memengaruhi
perkembangan pola pikir manusia antara lain sebagai berikut:
1) Kebutuhan manusia
Kebutuhan timbul dalam diri manusia
dan masyarakat dalam bentuk tuntutan untuk memperoleh pemenuhannya. Semua
kegiatan manusia dan masyarakat didasari adanya kebutuhan yang hendak dipenuhi.
Menurut pakar ekonomi telah mengklasifikasikan macam-macam kebutuhan manusia
diantanya menurut:[3]
a)
Kepentinganya,
berdasarkan kepentinganya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi 3 diantaranya:
i.
Kebutuhan
Primer adalah kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi, misalnya: makanan, pakaian
dan rumah tinggal
ii.
Kebutuhan
Sekunder adalah kebutuhan yang harus dipenuhi supaya orang dapat hidup lebih
baik, misalnya: rekreasi, TV, hand phone
iii.
Kebutuhan
Tersier adalah kebutuhan akan barang mewah seperti mobil mewah.
b)
Sifatnya,
berdasarkan sifatnya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi 2 yaitu:
i.
Kebutuhan
Jasmani adalah kebutuhan yang bersifat materiel, misalkan perabotan rumah
tangga, perhiasan.
ii.
Kebutuhan
Rohani adalah kebutuhan yang bersifat spiritual, misalkan hiburan, dan agama.
c)
Tujuanya,
berdasarkan tujuanya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi 2 yaitu:
i.
Kebutuhan
masyarakat adalah kebutuhan untuk kepentingan bersama, misalakan taman dan
tempat ibadah
ii.
Kebutuhan
individual adalah kebutuhan untuk kepentingan pribadi. Misalkan, sekolah, dan
rekreasi.
d)
Waktu,
berdasarkan waktunya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi 2 yaitu:
i.
Kebutuhan
sekarang adalah kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini, misalnya buku pelajaran
bagi seorang siswa, dan obat untuk orang yang sedang sakit
ii.
Kebutuhan
yang akan datang adalah kebutuhan yang dipenuhi untuk kepentingan yang akan
datang misalkan tabungan dan asuransi.
2)
Rasa
ingin tahu
Rasa ingin tahu manusia selalu berkembang seiring dengan
perkembangan zaman. Apabila persoalan satu sudah selesai pasti timbul persoalan
baru yang memerlukan pemecahan. Sesuai dengan kodrat manusia yang memiliki
nafsu dan menjadikan manusia selalu tidak puas, sehingga menimbulkan rasa ingin
tahu terhadap suatu hal ataua persoalan yang dianggapnya baru. Rasa ingin tahu
mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk
mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul dalam pikirannya. [4]
2.
Mindset (Pola pikir) kewirausahaan
a. Pengertian mindset kewirausahaan
Perubahan adalah hal yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Adanya perubahan yang terjadi
memberikan sebuah kenyataan bahwa hidup itu dinamis, selalu berubah-ubah.
Seiring dengan perubahan yang terjadi itu pada akhirnya akan memicu pola pikir
atau mindset dari individu.
Sebagaimana yang telah disebutkan
diatas dapat diketahui bahwa pola pikir
atau mindset adalah keseluruhan atau kesatuan dari yakinan yang kita miliki. Nilai-nilai
yang kita anut, kriteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, dan pendapat
yang kita keluarkan dalam memandang diri kita sendiri, orang lain, atau
kehidupan ini. Sedangkan kewirausahaan menurut peggy A. Lambing dan
charles R. Kuehrl dalam Muhammad Anwar adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu
nilai dari yang belum menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Artinya
bahwaseorang wirausahawan itu mampu menghasilkan nilai tambah guna menghasilkan
nilai yang lebih tinggi sehingga semua orang dapat menikmati hasil dari
usahanya.[5]
Dengan demikian dapat diketahui
bahwa pola pikir kewirausahaan adalah keseluruhan atau kesatuan dari yakinan (pemikiran)
yang dimiliki oleh seorang wirausaha didalam membangun suatu usaha baru maupun
mengembangkan usaha yang telah ada, guna menghasilkan sesuatu yang dapat
menambah kemanfaatan bagi banyak orang. Dengan demikian dalam hal ini mindset
kewirausahaan dapat menjadi semacam filter yang kita bangun untuk menafsirkan
apa saja yang kita lihat dan alami dalam dunia kewirausahaan. Pola pikir
memberi tahu kita bagaimana hidup ini dapat dimainkan, yang akhirnya akan
menentukan apakah kita berhasil atau tidak. Demikian dengan orang yang
menghadapi perubahan. Ada yang berangkapan bahwa perubahan adalah penting dan
ada juga yang beranggapan bahwa perubahan adalah hal yang tidak penting.
Agar sebuah usaha dapat berhasil,
maka kita semua perlu memahami pola pikir masing-masing dalam hal ini adalah
pola pikir diri sendiri. Kita harus membawa ke tingkat sadar, memperhatikan
dengan baik dan melihat apakah ada pikiran-pikiran negatif, jika ada maka buang
jauh pikiran-pikiran negatif tersebut.[6]
b.
Munculnya mindset kewirausahaan
Seperti yang telah disebutkan diatas
bahwa suatu pola pikir manusia itu dapat
berkembang seiring berjalannya waktu dan adanya stimulus yang menjadikan pola
pikir manusia itu berkembang. Menurut lita Rohma Dewi dalam jurnalnya “ Mindset
dan perilaku kewirausahaan wanita pengusaha jasa Boga di Yogyakarta” menjelaskan
proses munculnya mindset kewirausahaan dapat tumbuh dengan berbagi proses, yang
paling dominan adalah pihak keluarga. Seorang anak yang memiliki latar belakang
wirausaha cenderung memiliki jiwa kewirusahaan, Namun proses yang dilalui
seseorang tetaplah berbeda. Selain dari faktor keluarga pendidikan juga
merupakan salah satu faktor yang mendorong seseorang memiliki mindset
kewirausahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi dengan banyak orang
yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda sehingga memungkinkan
seseorang saling bertukar informasi terutama dalam tingkat perguruan tinggi.
Selain kedua faktor diatas , mindset kewirausahaan juga dapat berkembang
melalui faktor keadaan lingkungan. Kondisi di lapangan yang tidak sesuai dengan
ekspektasi dapat memberikan sinyal kepada seseorang untuk memulai berbisnis
maupun mngembangkan usahanya.
Adanya latar belakang yang
memunculkan mindset kewirausahaan, maka lita Rohma Dewi menjelaskan bahwa
mindset kewirausahaan meliputi : Learning (belajar akan bisnis yang akan
ditekuni maupun yang sedang ditekuni), Pengembangan mengenai usahanya, dan
spiritual.[7]
3.
Karakter dan Ciri-ciri Wirausaha
Indiktor ketercapaian mindset dapat ditunjukan dengan karakter
wirausaha sebagai berikut :
a.
Memiliki
ide dan peluang kewirausahaan
Ide merupakan langkah awal dan pokok dalam menjadi seorang
wirausaha. Seorang wirausaha harus memiliki ide, karena ide akan menjadi
peluang apabila wirausaha bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara
terus menerusmelalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati
pintu peluang, menganalisis proses yang mendalam, dan memperhitungkan risiko
yang mungkin terjadi.[8]
b.
Memiliki
Kreatifitas Tinggi
Kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda.
Oleh karena itu kreativitas yang menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada
menjadi ada dengan memunculkan ide-ide dan inovasi-inovasi baru yang dapat
digunakan untuk memperbaiki, mengevaluasi, serta mengembangkan usaha yang
sedang digeluti.
c.
Selalu
Komitmen dalam Pekerjaan
Komitmen membuat orang berdisiplin dengan apa yang dikerjakanya,
penuh integritas dan tetap bersemangat. Wirausaha yang baik akan gigih dan ulet
menjalani usahanya, tetap bekerja keras dan memiliki tekad yang bulat untuk
meraih kesuksesan. Komitmen akan membuat bertahan menghadapi berbagai masalah,
tetap bertahan dalam guncangan dan tekun menjalin usahanya.
d.
Mandiri
atau tidak Ketergantungan
Seorang wirausaha pastilah membuka suatu bisnis sesuai dengan yang
ingin dikehendaki, mulai dari konsep hingga pemasaran, ia yang bertanggung
jawab dan memegang peran pokok. Ia lah yang ada di puncak kepemimpinan dan
pengambil keputusan. Kemandirian ini mutlak dimiliki seorang wirausahan, terlebih
yang merintis usahanya dari bawah.
e.
Melakukan
perbaikan dan inovasi terus menerus
Untuk mengimbangi pesaing dan perkembangan teknologi yang sangat
pesat, dalam dekate ini, pembisnis perlu menerapkan mindset untuk melakukan
continuing improvement dan inovasi tanpa henti. Dengan kata lain pembisnis
dituntut harus untuk selalu kreatif dan responsif dalam melihat alternatif dan
peluang pasar.
f.
Berani
terbuka untuk menerima perubahan dan sekaligus menjadi agen of change bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar.[9]
g.
Memiliki
kejujuran yang tinggi dan dapat dipercaya
Kejujuran
dan kepercayaan merupakan hal yang penting yang harus ada dalam diri seorang
wirausaha. Hal ini juga telah dicontohkna Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW
masa mudanya dijuluki sebagai al-Amin yang artinya dapat dipercaya. Unsur
kejujuran dan keprcayaannya menjiwai praktik dagangnya. Keterampilan dan akhlak
berbisnis menjadi dua hal yang berjalan secara simultan.[10]
4.
Perilaku
Kewirausahaan
Perilaku merupakan tindak lanjut
yang dilakukan berdasarkan pola pikir atau mindset seseorang. Antara mindset
dan perilaku terdapat korelasi yang sangat kuat karena mereka merupakan dua hal
yang saling berkaitan secara berkesinambungan atau kontinyu.
Sebagai seorang
wirausaha belajar adalah hal yang penting. Belajar bisa didapatkan dari mana
saja ,bahkan dari kegagalan pun dapat dijadikan sebagai pelajaran. Selain itu
belajar juga bisa di dapatkan dari pengalaman, seperti kata pepatah bahwa
“pengalaman adalah guru terbaik” seseorang bisa berkembang melalui pengalaman
pengalaman yang ia dapatkan maupun pengalaman orang lain dan diambil pelAajarannya.
Seorang wirausaha juga harus selalu melakukan inovasi dan mengikuti
perkembangan selera masyarakat.
Seorang
wirausaha juga harus selalu mengembangkan sikap spiritual yakni sabar, ikhlas
dan percaya akan ketetapan Tuhan, karena Rezeki seseorang juga sudah di atur
oleh Allah SWT. Seorang wirausaha juga harus selalu memperbaiki kualitasnya
agar usaha yang dijalankan dapat bertahan
Berwirausaha melibatkan
dua unsur pokok, yaitu peluang dan kemampuan menanggapi peluang. Berdasarkan
hal tersebut maka seorag wirausaha harus memiliki perilaku dalam wujud tindakan
yang mampu menghasilkan organisasi usaha yang melembaga,produktif dan inovatif.
Menurut H.A Rusdiana dalam bukunya disebutkan bahwa perilaku kewirausahaan
terdapat empat kegiatan yaitu: mendirikan usaha, mengelola dan mengembangkan,
dan melembagakan usaha.
a.
Mendirikan
Usaha
Sebelum melaksanakan suatu upaya entrepreneurial seseorang harus
memiliki keterampilan tekhnikal yang diperlukan, dan ia harus pula memiliki
kemampuan untuk menangani hubungan hubungan antara pribadi dan mengambil
keputusan keputusan.[11]
Seorang wirausaha hendaknya dalam mendirikan usaha harus mampu
menilai kemampuan diri sendiri hal ini dapat dilihat dari kecenderungan minat dan bakatnya. Selain itu
seorang wirausaha juga harus mampu melihat peluang yang ada di lingkungan
sekitarnya.
b.
Mengelola
dan mengembangkan usaha
Mengelola dan mengembangkan usaha bukanlah perkara yang mudah,
karena masuk ke dalam dunia bisnis membutuhkan manajemen yang baik mulai dari
manajemen diri,finansial sampai dengan relasi dengan pihak lain. Oleh karena
itu dalam mengelola suatu bisnis seorang wirausaha harus memiliki manajemen
yang baik , selain menggunakan 4 tindakan mulai dari planning, organizing,
actuating sampai dengan controlling seorang wirausaha juga perlu membangun
kepercayaan dalam diri sendiri dan juga terhadap relasi bisnisnya.
Berbicara mengenai kepercayaan maka dapat kita ketahui banyak makna
kepercayaan yang dimaksud dalam dunia kewirusahaan sebagaimana yang dijelaskan
oleh susminingsih dalam jurnalnya “ Trust Building dan filosofi kerja pengusaha
batik etnis jawa, Arab dan cina di Kota pekalongan” bahwa kepercayaan bisa
diartikan kedalam beberapa arti:
1)
Prediksi
mengenai orang lain atau rekan kerja sama tidak akan melakukan sesuatu yang
merugikan usahanya
2)
Kepercayaan
adalah keyakinan dalam diri seseorang untuk melakukan bisnis dengan orang lain
termasuk yakin bahwa orang lain tersebut akan bersikap sesuai harapannya.
3)
Kepercayaan
dapat diartikan sebagai tindakan yang saling jujur dan terbuka terhadap
kualitas produk.[12]
Dalam hal
mengelola bisnis kepercayaan merupakan suatu perilaku kewirausahaan yang
penting , karena dengan hal tersebut bisnis/usaha dapat berjalan dengan lancar
c.
Melembagakan
usaha
Melembagakan
usaha disini diartikan
A.
PENUTUP
Pola
pikir atau mindset adalah keseluruhan
atau kesatuan dari yakinan yang kita miliki. Nilai-nilai yang kita anut,
kreteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, dan pendapat yang kita
keluarkan dalam memandang diri kita sendiri, orang lain, atau kehidupan ini.
Daftar Pustaka
Anwar,
Muhammad. 2014. Pengantar Kewirausahaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Prenada.
Daryanto. 2012. Pendidikan
Kewirausahaan. Yogyakarta:
Gava Media.
Dewi,
Lita Rohma. Mindset Dan Perilaku
Kewirusahaan Wanita Pengusaha Jasa Boga Di Yoyakarta. Jurnal Fakultas Ekonomi
Manajemen Universitas Islam Indonesia. hlm. 10 diakses pada tanggal 11
september 2018 pukul 11:53 WIB.
http://bsiswoyo.lecture.ub.ac.id/2012/01/cipta-rasa-karsa-pernahkah-anda-mengetahuinya/
diakses pada tanggal 11 september 2018 pukul 12.30 WIB.
Indriyani,
Novi. 2018. Prilaku Bisnis Muhammad SAW
sebagai Entrepreneur. jurnal.uinsu.ac.id/index.php/humanfalah/article/download/154/259.
diakses pada tanggal 14 september. pukul 15:00 WIB.
Purwanto.
2006. Diktat Pengantar Kewirausahaan. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.Winardi, J. 2003. entrepreneur dan entrepreneurship. Jakarta:
Prenada Media Group.
Rusdiana,
H.A.. 2014. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Jakarta : Pustaka Setia.
Susminingsih.
2012. Trust Building dan filosofi kerja Pengusaha Batik Etnis Jawa, Arab,
dan Cina di kota Pekalongan. Jurnal Online IAIN PEKALONGAN Vol 9. No. 1.
Ta’rifin,
Ahmad. 2013. Ilmu Alamiah Dasar.Pekalongan:
Duta Media Utama.
[1] http://bsiswoyo.lecture.ub.ac.id/2012/01/cipta-rasa-karsa-pernahkah-anda-mengetahuinya/ diakses pada tanggal 11
september 2018 pukul 12.30 WIB
[7] Lita Rohma Dewi,”MINDSET
DAN PERILAKU KEWIRUSAHAAN WANITA PENGUSAHA JASA BOGA DI YOYAKARTA”Jurnal
Fakultas ekonomi Manajemen universitas islam indonesia, hlm. 10 diakses pada
tanggal 11 september 2018 pukul 11:53.
[9]Purwanto, Diktat
Pengantar Kewirausahaan, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2006).
Hlm. 12-13
[10] Novi Indriyani, Prilaku
Bisnis Muhammad SAW sebagai Entrepreneur, jurnal.uinsu.ac.id/index.php/humanfalah/article/download/154/259,
diakses pada tanggal 14 september 2018 pukul 15:00
[12] Susminingsih, Trust
Building dan filosofi kerja Pengusaha Batik Etnis Jawa, Arab, dan Cina di kota
Pekalongan,Jurnal Online IAIN PEKALONGAN Vol 9, No. 1, Mei 2012 hlm.69
Tidak ada komentar:
Posting Komentar