Minggu, 02 Desember 2018

Pola Pikir Dan Perilaku Kewirausahaan



 
MAKALAH
POLA PIKIR DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN

1.      Pola Pikir Manusia
a.       Pengertian pola pikir manusia (Mindset)
Manusia merupakan makhluk sosial karena selalu membutuhkan makhluk lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. selain itu manusia merupakan makhluk yang diciptakan dengan dianugerahi cipta, rasa dan karsa, yang mana ketiganya merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Cipta dapat diartikan sebagai sebuah proses pengupayaan untuk mewujudkan sesuatu yang belum ada menjadi nyata. Rasa merupakan hasil atau tanggapan dari sistem sensorik yang dapat merasakan sebuah kondisi kondisi tertentu baik secara fisik maupun non-fisik, sedangkan karsa merupakan kehendak yang ada pada diri manusia, juga merupakan sebuah kekuatan tersendiri yang ada dalam diri manusia untuk membedakan dirinya dengan makhluk yang lain[1], Ketiganya inilah yang dapat membentuk suatu pola pikir. Jadi , pola pikir atau mindset adalah keseluruhan atau kesatuan dari yakinan yang kita miliki. Nilai-nilai yang kita anut, kreteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, dan pendapat yang kita keluarkan dalam memandang diri kita sendiri, orang lain, atau kehidupan ini.[2]

b.      Faktor yang mempengaruhi pekembangan pola pikir manusia
Pola pikir manusia akan selalu berkembang , hal ini disebabkan oleh adanya rangsangan ataupun stimulus yang merangsang adanya perkembangan pola pikir tersebut. Faktor yang memengaruhi perkembangan pola pikir manusia antara lain sebagai berikut:
1)      Kebutuhan manusia
Kebutuhan timbul dalam diri manusia dan masyarakat dalam bentuk tuntutan untuk memperoleh pemenuhannya. Semua kegiatan manusia dan masyarakat didasari adanya kebutuhan yang hendak dipenuhi. Menurut pakar ekonomi telah mengklasifikasikan macam-macam kebutuhan manusia diantanya menurut:[3]
a)      Kepentinganya, berdasarkan kepentinganya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi 3 diantaranya:
                                                        i.            Kebutuhan Primer adalah kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi, misalnya: makanan, pakaian dan rumah tinggal
                                                      ii.            Kebutuhan Sekunder adalah kebutuhan yang harus dipenuhi supaya orang dapat hidup lebih baik, misalnya: rekreasi, TV, hand phone
                                                    iii.            Kebutuhan Tersier adalah kebutuhan akan barang mewah seperti mobil mewah.
b)      Sifatnya, berdasarkan sifatnya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi 2 yaitu:
                                                        i.            Kebutuhan Jasmani adalah kebutuhan yang bersifat materiel, misalkan perabotan rumah tangga, perhiasan.
                                                      ii.            Kebutuhan Rohani adalah kebutuhan yang bersifat spiritual, misalkan hiburan, dan agama.
c)      Tujuanya, berdasarkan tujuanya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi 2 yaitu:
                                                        i.            Kebutuhan masyarakat adalah kebutuhan untuk kepentingan bersama, misalakan taman dan tempat ibadah
                                                      ii.            Kebutuhan individual adalah kebutuhan untuk kepentingan pribadi. Misalkan, sekolah, dan rekreasi.
d)     Waktu, berdasarkan waktunya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi 2 yaitu:
                                                        i.            Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini, misalnya buku pelajaran bagi seorang siswa, dan obat untuk orang yang sedang sakit
                                                      ii.            Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang dipenuhi untuk kepentingan yang akan datang misalkan tabungan dan asuransi.
2)      Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu manusia selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Apabila persoalan satu sudah selesai pasti timbul persoalan baru yang memerlukan pemecahan. Sesuai dengan kodrat manusia yang memiliki nafsu dan menjadikan manusia selalu tidak puas, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap suatu hal ataua persoalan yang dianggapnya baru. Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul dalam pikirannya. [4]

2.      Mindset (Pola pikir) kewirausahaan
a.       Pengertian mindset kewirausahaan
Perubahan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Adanya perubahan yang terjadi memberikan sebuah kenyataan bahwa hidup itu dinamis, selalu berubah-ubah. Seiring dengan perubahan yang terjadi itu pada akhirnya akan memicu pola pikir atau mindset dari individu.
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas dapat diketahui bahwa  pola pikir atau mindset adalah keseluruhan atau kesatuan dari yakinan yang kita miliki. Nilai-nilai yang kita anut, kriteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, dan pendapat yang kita keluarkan dalam memandang diri kita sendiri, orang lain, atau kehidupan ini. Sedangkan kewirausahaan menurut peggy A. Lambing dan charles R. Kuehrl dalam Muhammad Anwar adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu nilai dari yang belum menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Artinya bahwaseorang wirausahawan itu mampu menghasilkan nilai tambah guna menghasilkan nilai yang lebih tinggi sehingga semua orang dapat menikmati hasil dari usahanya.[5]
Dengan demikian dapat diketahui bahwa pola pikir kewirausahaan adalah keseluruhan atau kesatuan dari yakinan (pemikiran) yang dimiliki oleh seorang wirausaha didalam membangun suatu usaha baru maupun mengembangkan usaha yang telah ada, guna menghasilkan sesuatu yang dapat menambah kemanfaatan bagi banyak orang. Dengan demikian dalam hal ini mindset kewirausahaan dapat menjadi semacam filter yang kita bangun untuk menafsirkan apa saja yang kita lihat dan alami dalam dunia kewirausahaan. Pola pikir memberi tahu kita bagaimana hidup ini dapat dimainkan, yang akhirnya akan menentukan apakah kita berhasil atau tidak. Demikian dengan orang yang menghadapi perubahan. Ada yang berangkapan bahwa perubahan adalah penting dan ada juga yang beranggapan bahwa perubahan adalah hal yang tidak penting.
Agar sebuah usaha dapat berhasil, maka kita semua perlu memahami pola pikir masing-masing dalam hal ini adalah pola pikir diri sendiri. Kita harus membawa ke tingkat sadar, memperhatikan dengan baik dan melihat apakah ada pikiran-pikiran negatif, jika ada maka buang jauh pikiran-pikiran negatif tersebut.[6]

b.      Munculnya mindset kewirausahaan
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa suatu pola pikir  manusia itu dapat berkembang seiring berjalannya waktu dan adanya stimulus yang menjadikan pola pikir manusia itu berkembang. Menurut lita Rohma Dewi dalam jurnalnya “ Mindset dan perilaku kewirausahaan wanita pengusaha jasa Boga di Yogyakarta” menjelaskan proses munculnya mindset kewirausahaan dapat tumbuh dengan berbagi proses, yang paling dominan adalah pihak keluarga. Seorang anak yang memiliki latar belakang wirausaha cenderung memiliki jiwa kewirusahaan, Namun proses yang dilalui seseorang tetaplah berbeda. Selain dari faktor keluarga pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mendorong seseorang memiliki mindset kewirausahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi dengan banyak orang yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda sehingga memungkinkan seseorang saling bertukar informasi terutama dalam tingkat perguruan tinggi. Selain kedua faktor diatas , mindset kewirausahaan juga dapat berkembang melalui faktor keadaan lingkungan. Kondisi di lapangan yang tidak sesuai dengan ekspektasi dapat memberikan sinyal kepada seseorang untuk memulai berbisnis maupun mngembangkan usahanya.
Adanya latar belakang yang memunculkan mindset kewirausahaan, maka lita Rohma Dewi menjelaskan bahwa mindset kewirausahaan meliputi : Learning (belajar akan bisnis yang akan ditekuni maupun yang sedang ditekuni), Pengembangan mengenai usahanya, dan spiritual.[7]

3.      Karakter dan Ciri-ciri Wirausaha
Indiktor ketercapaian mindset dapat ditunjukan dengan karakter wirausaha sebagai berikut :
a.       Memiliki ide dan peluang kewirausahaan
Ide merupakan langkah awal dan pokok dalam menjadi seorang wirausaha. Seorang wirausaha harus memiliki ide, karena ide akan menjadi peluang apabila wirausaha bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus menerusmelalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis proses yang mendalam, dan memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi.[8]
b.      Memiliki Kreatifitas Tinggi
Kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas yang menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada menjadi ada dengan memunculkan ide-ide dan inovasi-inovasi baru yang dapat digunakan untuk memperbaiki, mengevaluasi, serta mengembangkan usaha yang sedang digeluti.
c.       Selalu Komitmen dalam Pekerjaan
Komitmen membuat orang berdisiplin dengan apa yang dikerjakanya, penuh integritas dan tetap bersemangat. Wirausaha yang baik akan gigih dan ulet menjalani usahanya, tetap bekerja keras dan memiliki tekad yang bulat untuk meraih kesuksesan. Komitmen akan membuat bertahan menghadapi berbagai masalah, tetap bertahan dalam guncangan dan tekun menjalin usahanya.
d.      Mandiri atau tidak Ketergantungan
Seorang wirausaha pastilah membuka suatu bisnis sesuai dengan yang ingin dikehendaki, mulai dari konsep hingga pemasaran, ia yang bertanggung jawab dan memegang peran pokok. Ia lah yang ada di puncak kepemimpinan dan pengambil keputusan. Kemandirian ini mutlak dimiliki seorang wirausahan, terlebih yang merintis usahanya dari bawah.
e.       Melakukan perbaikan dan inovasi terus menerus
Untuk mengimbangi pesaing dan perkembangan teknologi yang sangat pesat, dalam dekate ini, pembisnis perlu menerapkan mindset untuk melakukan continuing improvement dan inovasi tanpa henti. Dengan kata lain pembisnis dituntut harus untuk selalu kreatif dan responsif dalam melihat alternatif dan peluang pasar.
f.       Berani terbuka untuk menerima perubahan dan sekaligus menjadi agen of change bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.[9]
g.      Memiliki kejujuran yang tinggi dan dapat dipercaya
Kejujuran dan kepercayaan merupakan hal yang penting yang harus ada dalam diri seorang wirausaha. Hal ini juga telah dicontohkna Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW masa mudanya dijuluki sebagai al-Amin yang artinya dapat dipercaya. Unsur kejujuran dan keprcayaannya menjiwai praktik dagangnya. Keterampilan dan akhlak berbisnis menjadi dua hal yang berjalan secara simultan.[10]

4.      Perilaku Kewirausahaan
Perilaku merupakan tindak lanjut yang dilakukan berdasarkan pola pikir atau mindset seseorang. Antara mindset dan perilaku terdapat korelasi yang sangat kuat karena mereka merupakan dua hal yang saling berkaitan secara berkesinambungan atau kontinyu.
Sebagai seorang wirausaha belajar adalah hal yang penting. Belajar bisa didapatkan dari mana saja ,bahkan dari kegagalan pun dapat dijadikan sebagai pelajaran. Selain itu belajar juga bisa di dapatkan dari pengalaman, seperti kata pepatah bahwa “pengalaman adalah guru terbaik” seseorang bisa berkembang melalui pengalaman pengalaman yang ia dapatkan maupun pengalaman orang lain dan diambil pelAajarannya. Seorang wirausaha juga harus selalu melakukan inovasi dan mengikuti perkembangan selera masyarakat.
Seorang wirausaha juga harus selalu mengembangkan sikap spiritual yakni sabar, ikhlas dan percaya akan ketetapan Tuhan, karena Rezeki seseorang juga sudah di atur oleh Allah SWT. Seorang wirausaha juga harus selalu memperbaiki kualitasnya agar usaha yang dijalankan dapat bertahan
Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok, yaitu peluang dan kemampuan menanggapi peluang. Berdasarkan hal tersebut maka seorag wirausaha harus memiliki perilaku dalam wujud tindakan yang mampu menghasilkan organisasi usaha yang melembaga,produktif dan inovatif. Menurut H.A Rusdiana dalam bukunya disebutkan bahwa perilaku kewirausahaan terdapat empat kegiatan yaitu: mendirikan usaha, mengelola dan mengembangkan, dan melembagakan usaha.
a.       Mendirikan Usaha
Sebelum melaksanakan suatu upaya entrepreneurial seseorang harus memiliki keterampilan tekhnikal yang diperlukan, dan ia harus pula memiliki kemampuan untuk menangani hubungan hubungan antara pribadi dan mengambil keputusan keputusan.[11]
Seorang wirausaha hendaknya dalam mendirikan usaha harus mampu menilai kemampuan diri sendiri hal ini dapat dilihat dari  kecenderungan minat dan bakatnya. Selain itu seorang wirausaha juga harus mampu melihat peluang yang ada di lingkungan sekitarnya.
b.      Mengelola dan mengembangkan usaha
Mengelola dan mengembangkan usaha bukanlah perkara yang mudah, karena masuk ke dalam dunia bisnis membutuhkan manajemen yang baik mulai dari manajemen diri,finansial sampai dengan relasi dengan pihak lain. Oleh karena itu dalam mengelola suatu bisnis seorang wirausaha harus memiliki manajemen yang baik , selain menggunakan 4 tindakan mulai dari planning, organizing, actuating sampai dengan controlling seorang wirausaha juga perlu membangun kepercayaan dalam diri sendiri dan juga terhadap relasi bisnisnya.
Berbicara mengenai kepercayaan maka dapat kita ketahui banyak makna kepercayaan yang dimaksud dalam dunia kewirusahaan sebagaimana yang dijelaskan oleh susminingsih dalam jurnalnya “ Trust Building dan filosofi kerja pengusaha batik etnis jawa, Arab dan cina di Kota pekalongan” bahwa kepercayaan bisa diartikan kedalam beberapa arti:
1)      Prediksi mengenai orang lain atau rekan kerja sama tidak akan melakukan sesuatu yang merugikan usahanya
2)      Kepercayaan adalah keyakinan dalam diri seseorang untuk melakukan bisnis dengan orang lain termasuk yakin bahwa orang lain tersebut akan bersikap sesuai harapannya.
3)      Kepercayaan dapat diartikan sebagai tindakan yang saling jujur dan terbuka terhadap kualitas produk.[12]
Dalam hal mengelola bisnis kepercayaan merupakan suatu perilaku kewirausahaan yang penting , karena dengan hal tersebut bisnis/usaha dapat berjalan dengan lancar
c.       Melembagakan usaha
Melembagakan usaha disini diartikan

A.    PENUTUP
Pola pikir atau mindset adalah keseluruhan atau kesatuan dari yakinan yang kita miliki. Nilai-nilai yang kita anut, kreteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, dan pendapat yang kita keluarkan dalam memandang diri kita sendiri, orang lain, atau kehidupan ini.





Daftar Pustaka

Anwar, Muhammad. 2014. Pengantar Kewirausahaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Prenada.
Daryanto. 2012. Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media.
Dewi, Lita Rohma. Mindset Dan Perilaku Kewirusahaan Wanita Pengusaha Jasa Boga Di Yoyakarta. Jurnal Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Islam Indonesia. hlm. 10 diakses pada tanggal 11 september 2018 pukul 11:53 WIB.
Indriyani, Novi. 2018. Prilaku Bisnis Muhammad SAW sebagai Entrepreneur. jurnal.uinsu.ac.id/index.php/humanfalah/article/download/154/259. diakses pada tanggal 14 september. pukul 15:00 WIB.
Purwanto. 2006. Diktat Pengantar Kewirausahaan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.Winardi, J. 2003. entrepreneur dan entrepreneurship. Jakarta: Prenada Media Group.
Rusdiana, H.A.. 2014. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Jakarta : Pustaka Setia.
Susminingsih. 2012. Trust Building dan filosofi kerja Pengusaha Batik Etnis Jawa, Arab, dan Cina di kota Pekalongan. Jurnal Online IAIN PEKALONGAN Vol 9. No. 1.
Ta’rifin, Ahmad. 2013. Ilmu Alamiah Dasar.Pekalongan: Duta Media Utama.


[2] Daryanto, Pendidikan Kewirausahaan,(Yogyakarta: PENERBIT GAVA MEDIA, 2012), hlm. 87

[3]Ibid, hlm. 87-88
[4]Ahmad Ta’rifin, Ilmu Alamiah Dasar, (Pekalongan: Duta Media Utama, 2013), hlm. 46
[5] Muhammad Anwar, Pengantar Kewirausahaan Teori dan Aplikasi ,(Jakarta: Prenada,2014),  hlm. 2-3
[6] Daryanto, Op.Cit, hlm. 87-88
[7] Lita Rohma Dewi,”MINDSET DAN PERILAKU KEWIRUSAHAAN WANITA PENGUSAHA JASA BOGA DI YOYAKARTA”Jurnal Fakultas ekonomi Manajemen universitas islam indonesia, hlm. 10 diakses pada tanggal 11 september 2018 pukul 11:53.
[8] H.A Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik,(Jakarta : Pustaka Setia,2014), hlm. 50
[9]Purwanto, Diktat Pengantar Kewirausahaan, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2006). Hlm. 12-13
[10] Novi Indriyani, Prilaku Bisnis Muhammad SAW sebagai Entrepreneur, jurnal.uinsu.ac.id/index.php/humanfalah/article/download/154/259, diakses pada tanggal 14 september 2018 pukul 15:00
[11] J. Winardi, entrepreneur dan entrepreneurship, (Jakarta: Prenada Media Group, 2003), hlm. 48
[12] Susminingsih, Trust Building dan filosofi kerja Pengusaha Batik Etnis Jawa, Arab, dan Cina di kota Pekalongan,Jurnal Online IAIN PEKALONGAN Vol 9, No. 1, Mei 2012 hlm.69